Beberapa kriteria yang dapat dijadikan tujuan kematangan
emosi adalah:
1. Mampu menahan emosi negative atau dapat menyatakannya secara tidak langsung.
2. Membina dan mengembangkan emosi yang positif. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang berhasil.
3. Mengembangkan toleransi yang tinggi terhadap situasi-situasi atau hal-hal yang tidak berkenan di hati.
4. Memperoleh kepuasan yang sosial yang terus bertambah karena tindakan-tindakan yang sesuai dengan masyarakat.
5. Kebebasan dalam bertindak yang terus bertambah.
6. Kemampuan untuk melakukan pilihan.
7. Bebas dari rasa takut yang beralasan (tak masuk akal).
8. Bertindak sesuai dengan batas-batas kemampuan.
9. Berani berbuat salah tanpa ada perasaan tidak akan dihormati.
10. Sadar akan kemampuan dan prestasi orang lain.
11. Mampu meraih kemenangan secara terhormat.
12. Mampu bangkit kembali stelah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan atau kegagalan.
13. Kemampuan untuk bersifat terbuka dan menerima keterbukaan dalam hubungan-hubungan interpersonal.
14. Marasa senang dengan kehidupan sehari-hari , latihan-latihan yang berhubungan dengan mental, emosional, spiritual, dan kegiatan-kegiatan fisik adalah jalur yang akan membawa kepada kepuasan hidup sehari-hari.
Kriteria kematangan emosi ini perlu dipahami oleh setiap
orang sesuai dengan tahap perkembangannya. Anak sekolah perlu diarahkan menuju
ke tingkat kematangan emosi yang diharapkan tersebut. Para remaja harus dilatih
dan dididik agar menyadari kematangan emosinya sehingga mampu bertingkah laku
yang lebih baik di tengah-tengah perkembangannya menuju tingkat kedewasaan
emosional.
Guru perlu memahaminya dan berusaha menyediakan lingkungan
belajar dan pendidikan yang memungkinkan perkembangan emosi siswanya melalui system
pembelajaran yang lebih efektif. Dengan demikian, diharapkan semua tindakan
pendidikan mengacu kepada pengembangan emosi yang baik.
