Pertimbangan Dasar Belajar-Mengajar


Friday, August 25, 2017

ADVERTISEMENT
Pertimbangan-pertimbangan dasar dalam belajar-mengajar

Esensi lingkungan belajar-mengajar yang sehat adalah perasaan yang terdapat antara siswa dengan guru di dalam kelas. Perasaan-perasaan yang mendasari transaksi belajar-mengajar tersebut adalah sebagai berikut:

Penerimaan.

Penerimaan dimulai dengan guru yang memiliki kepercayaan terhadap dirinya dan terhadap kompetensi profesionalnya. Hal ini meliputi pengenalan dan pengakuan terhadap keterbatasan-keterbatasan mental, emosional, social, dan fisik para siswanya. Penerimaan juga berarti kesabaran guru menghadapi anak yang lambat dalam proses pertumbuhannya.

Rasa aman

Adanya rasa disenangi dan diterima oleh gurunya merupakan dasar bagi adanya rasa aman bagi para siswa. Akan tetapi, rasa aman ini pun banyak bergantung pada pengetahuan siswa tentang apa yang dapat dilakukan mereka dan apa yang dapat diselesaikan mereka. Oleh karena itu, kuwajiban guru memberikan tugas-tugas kepada para siswanya sesuai dengan tingkat kecakapannya dan agar setiap siswa memperoleh keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya. Rasa aman akan meningkat apabila tugas-tugas kelas dibagi-bagi sedemikian rupa sehingga setiap orang merasa memberikan sumbangan atas hasil yang dicapai.

Perbedaan-perbedaan antara para siswa

Bahwa terdapat perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lainnya di tiap-tiap kelas adalah hal yang sudah jelas. Yang penting ialah bagaimana guru dapat melayani serta memperlakukan para siswa tersebut. Keseimbangan perlu dipelihara antara suasana kelas yang otoritatif dan tidak adanya pengarahan dari guru. Banyak perilaku siswa yang perlu dipahami dan dilayani secara bijaksana oleh guru.

Adanya kepercayaan pada diri  anak bahwa setiap orang berhak membantu orang lain jangan cicap sebagai perbuatan nyontek, atau anak yang tidak suka menolong yang lain dicap sebagai anak yang suka mementingkan diri sendiri. cara belajar anak berbeda-beda menurut kesenangannya. Yang penting adalah pemberian bimbingan dan bantuan dari pihak guru.

Cara-cara yang demokratis

Demokrasi berimplikasi adanya rasa saling menghormati, perencanaan yang kooperatif, tanggung jawab bersama, dan pendelegasian wewenang. Di sekolah, suara-suara pelajar hendaknya diperhitungkan dalam merumuskan tujuan-tujuan dan perencanaan kegiatan-kegiatan. Program pendidikan hendaknya merupakan input yang diperlukan oleh para siswa yang menekankan perasaan harga diri dan otonomi. Suara-suara mereka harus didengar agar mereka cukup dihargai dan diperhitungkan. Suatu ciri sekolah yang demokratis ialah guru percaya bahwa para siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri, dan sikap ini hendaknya dilatih di sekolah.

Sikap bersahabat

Hubungan guru dengan siswa tidak akan terbina dengan baik apabila guru tidak memiliki kasih sayang yang murni terhadap para siswanya. Untuk tujuan ini guru dapat bertindak dua hal:
Ia dapat mengenal baik karakteristik para siswa sehingga ia mengetahui apa yang dapat diharapkan dari mereka. Ia dapat lebih mengenal tiap siswa mengenai abilitasnya, minatnya, tetangganya, latar belakang keluarganya, dan catatan-catatan mengenai perbuatan atau pekerjaan masa lampau para siswanya.

Guru dapat memperlihatkan sikap bersahabatnya dengan selalu bersikap ramah-tamah, menyediakan waktu untuk mendengarkan pendapat serta perasaan para siswanya, serta menghindarkan situasi-situasi yang dapat merendahkan pandangan siswa terhadap dirinya.



Ayo, Pasang Iklan Gratis 6 Bulan