Tingkat perkembangan seseorang dapat dibagi menjadi delapan
tahapan yakni:
Masa bayi sebagai landasan terbentuknya kepribadian,
berkembangnya a sense of trust di dalam dirinya dan dalam hubungan dengan
lingkungannya. Pada masa ini terjadi krisis yang disebut mistrust, yakni
timbulnya rasa terpisah dari ibunya bila pemeliharaannya tidak secara
berkelanjutan.
Masa permulaan masa kanak-kanak di mana terjadi kematangan
otot-otot yang menuju kepada nilai
kemandirian. Namun, di balik itu terdapat pula bahaya, yakni timbulnya rasa malu dan keragu-raguan.
kemandirian. Namun, di balik itu terdapat pula bahaya, yakni timbulnya rasa malu dan keragu-raguan.
Masa bermain, yakni dimulai berkembangnya inisiatif,
imajinasi, bertambah luasnya komunikasi dan dorongan untuk mengetahui
lingkungannya. Bahaya yang timbul adalah perasaan bersalah dan kecemasan.
Masa sekolah, menerima pelajaran, dan senang bekerja yang
disebut dengan masa industry. Bahaya yang terjadi dalam tahap ini adalah
timbulnya perasaan tidak sama dan inferioritas.
Masa adolesen di mana terjadi pengintegrasian indentifikasi
kekanak-kanakan dengan dorongan biologis, native endowment, dan kesempatan
dalam peran-peran social. Bahaya yang terjadi adalah timbulnya difusi
identitas.
Masa dewasa muda, perkembangan intimasi dalam dirinya dan
dengan orang lain. Bahaya yang timbul adalah kecemasan akan hilangnya identitasnya
yang menyebabkan perasaan terisolasi.
Masa kedewasaan, ditandai dengan berkembangnya
generativitas, yakni minat seseorang untuk membangun dan membimbing generasi
berikutnya, tetapi di balik itu muncul absorpsi diri, yakni perasaan stagnasi.
Masa senescence, menjadi orang tua, telah tercapai
integritas ego, menerima tanggung jawab hidup, namun masih ada bahaya timbulnya
perasaan disgust.