Masalah dana dari pemerintah
yang tidak datang
wujud fisik dari dana BOS tidak
ada seperti pada kenyataannya pada sekolah-sekolah di daerah terpencil. Hal ini
terjadi biasanya disebabkan oleh masalah-masalah klasik seperti
hambatan pada transportasi dan
komunikasi.
Selain itu hambatan dari
manusianya sendiri sering menjadi salah satu alasan pendistribusian dana BOS
yang tidak tersalurkan. Hambatan manusia ini dapat berupa KKN (Korupsi Kolusi
dan Nepotisme) yang dilakukan oleh aparat-aparat yang bertugas dalam
pendistribusian dana BOS sehingga tidak tersampaikan kepada sekolah-sekolah di
daerah teroencil sebagaimana mestinya.
Masalah inilah yang sebenarnya
sulit dihindari bila dibandingkan dengan masalah transportasi dan komunikasi,
mengingat budaya korupsi masih menggerogoti mental bangsa Indonesia di berbagai
bidang.
masalah kualitas guru.
Tuntutan mengajar seorang guru
di daerah terpencil lebih berat bila dibandingkan tuntutan guru yang mengajar
di daerah perkotaan. Hambatan ini dipicu oleh masalah minimnya sarana dan
prasarana penunjang proses pembelajaran di daerah terpencil. Sehingga
seringkali seorang guru di daerah terpencil memutar otak untuk memenuhi hal
tersebut. Apalagi bobot materi yang harus diajarkan harus sesusai dengan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah, sejak diberlakukannya UAN (Ujian Akhir
Nasional) sebagai standar kelulusan bagi siswa-siswi sekolah menengah. Hal ini
tentunya menambah beban mental bagi guru di pedalaman, karena selain harus
memikirkan hidupnya sebagai seorang individu di daerah terpencil, seorang guru
di daerah terpencil juga harus memikirkan tanggungjawabnya sebagai seorang
guru. Namun sayangnya perhatian pemerintah kepada para guru di daerah
daerah terpencil kurang. Beban yang ditanggung oleh seorang guru di
daerah terpencil tidak sebanding dengan imbalan yang didapatkan.
Masalah Perekrutan Guru
Selain kurang diperhatikannya nasib guru di daerah terpencil, sistem perekrutan
guru di daerah terpencil juga kurang baik. Biasanya guru yang terdapat di daerah
terpencil bukanlah seseorang yang ahli di bidangnya. Seringkali guru di daerah
pedalaman adalah seseorang dengan ilmu dan kemampuan mengajar yang seadanya.
Hal ini biasanya disebabkan karena guru yang direkomendasikan untuk mengajar
hanya lulusan sekolah menengah saja, sehingga proses pembelajaran tidak
berjalan maksimum.
Masalah keadaan lingkungan dan
kondisi masyarakat
Di daerah terpencil hal ini juga
mempengaruhi berlangsungnya proses pendidikan di daerah terpencil. Di daerah
terpencil biasanya belum banyak adanya pembangunan seperti di daerah perkotaan,
yaitu pembangunan jalan, jembatan dan lain sebagainya. Hal ini menghambat
perjalanan siswa dan guru yang akan pergi dan pulang sekolah. Seorang siswa
atau pendidik yang kurang sadar akan pentingnya pendidikan lama kelamaan akan
menyerah dengan kondisi ini, dan terjadilah putus sekolah.
kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan masih kurang.
Di daerah terpencil masalah ini
masih banyak terjadi. Padahal kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
adalah pondasi awal yang dibutuhkan untuk membangun pendidikan dan pembangunan
di daerah tersebut. Kebanyakan dari mereka lebih memilih menginfestasikan
hartanya untuk hal-hal yang menurut mereka lebih berguna bila dibandingkan
dengan pendidikan. Selain itu, terkadang mereka lebih rela menikahkan anak-anak
mereka di usia muda dibanding menyekolahkan mereka, karena sekolah bagi
sebagian dari mereka adalah sesuatu yang hanya akan memperparah kemiskinan mereka.
Berbagai
dampak dari masalah muncul seiring dengan memanasnya masalah pendidikan yang
dialami oleh daerah terpencil. Dampak dari masalah-masalah tersebut antara
lain:
a. kemajuan mutu pendidikan di suatu daerah terpencil akan terhambat.
b. Mutu pendidikan di daerah terpencil tidak akan pernah sama dengan mutu pendidikan di daerah perkotaan selama masalah-masalah pendidikan di daerah terpencil belum dapat teratasi.
c. masalah-masalah tersebut juga menyebabkan tertinggalnya pembangunan suatu daerah dengan daerah lainnya.
Masalah-masalah pendidikan di daerah terpencil tidak baik bila
diabaikan begitu saja. Dalam hal ini pemerintah seharusnya mempunyai
langkah-langkah konkret untuk mengatasinya. Langkah-langkah tersebut bisa
berwujud perhatian yang lebih dari pemerintah dan masyarakat, maupun pengawasan
yang lebih intensif terhadap pendidikan di daerah terpencil. Wujud perhatian
yang bisa diberikan oleh pemerintah kepada sekolah-sekolah di daerah terpencil
adalah
1. meningkatkan sarana dan prasarana yang masih minim,
2. memperbaiki kualitas guru dengan memberikan support materi dan motivasi secara personal. Hal ini bisa dilakukan dengan penaikan gaji guru di daerah terpencil, serta seringnya diadakan pertukaran guru antar daerah agar guru di daerah terpencil dapat termotivasi semangatnya.
3. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan terhadap berbagai jenis bantuan yang akan digunakan untuk memperbaiki sarana dan prasarana, kualitas guru dan penunjang pendidikan lainnya. Hal ini bisa direalisasikan dengan semangat otonomi daerah, sehingga pengawasan pemerintah terhadap pendidikan di daerah-daerah terpencil lebih optimal.
Oleh
karena itu, tidak hanya pemerintah yang harus berperan dalam memajukan
pendidikan di daerah terpencil, namun peran serta dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan dalam suatu kehidupan juga menjadi peran penting dalam memajukan
pendidikan dan selanjutnya pembangunan di suatu daerah, terutama daerah
terpencil.