Kebutuhan dasar remaja
Kebutuhan umum manusia
Bagi anak-anak, orang dewasa, maupun para remaja merasakan
kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, ingin memiliki pengalaman-pengalaman
baru, ingin memperoleh pengenalan atau pengakuan, ingin menjadi seorang yang
berdiri sendiri, dan ingin memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaniyah.
Pada masa remaja beberapa kebutuhan ini lebih intensif. Para
remaja membutuhkan pengalaman-pengalaman baru. Pada masa kanak-kanak,
pengalaman baru ini diperoleh dalam keluarga atau dari tetangga. Sewaktu mereka
meningkat menjadi remaja, mereka mencari pengalaman baru di luar rumah dan
tetangga. Mereka masih
membutuhkan pengakuan dari orang tua dan tetangganya, tetapi kebutuhan untuk
diakui oleh teman sebayanya lebih kuat pengaruhnya.
Kebutuhan akan identitas
Identitas merupakan kebutuhan yang sangat besar pada para
remaja. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin berbeda, ingin dikenal, dan ingin
merasakan kehahadirannya. Banyak
perasaan tidak berharga yang dirasakan para remaja dapat dihindarkan dengan
cara memberi mereka tanggung jawab tertentu sehingga mereka merasa dirinya
penting.
Perbaikan kurikulum dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan
latar belakang mereka, perbedaan kemampuan, dan perbedaan ambisi para remaja
akan banyak menolong dalam memenuhi kebutuhan akan identitas ini. Pemenuhan
kebutuhan akan identitas para remaja ini menuntut adanya koordinasi antara
rumah, sekolah, dan masyarakat. Partisipasi para remaja dalam kegiatan-kegiatan
social, dalam industry, serta pemberian penyuluhan kepada mereka akan sangat
menolong.
Kebutuhan akan bantuan orang dewasa
Pada suatu saat para remaja ingin mempertahankan haknya
untuk bertindak berdasarkan keputusannya sendiri tanpa campur tangan orang
dewasa. Pada saat lain mereka membutuhkan nasihat serta bimbingan dan
penyuluhan orang dewasa. Beberapa orang tua ada yang sabar dan cukup mengerti
terhadap sikap remaja yang tidak konsisten ini. Para guru akan berusaha untuk
menghindari sikap dogmatism dan otoriter dalam menghadapi para remaja andaikata
mereka menyadari bahwa sikap yang tidak konsisten ini adalah suatu aspek yang
wajar dari mereka yang sedang menuju kematangan.
Satu hal yang terus-menerus didambakan oleh para remaja
adalah bebas dari dominasi orang dewasa, terutama dominasi orang tua. Karena
orang dewasa lain yang dikenal mereka baik dan banyak berhubungan adalah guru,
mereka akan berpaling dari dominasi orang tuanya. Namun, apabila guru yang
dianggapnya sebagai pengganti orang tua itu juga masih bersikap otoriter,
mereka akan mengejeknya. Sebaliknya, andaikata guru mau mendengar suara mereka,
memperhatikan pikiran dan pandangan mereka, mengajak mereka berbicara dan
menganggap mereka sebagai teman bekerja, pra remaja akan memperhatikan
pandangan-pandangan orang dewasa.
Otonomi adalah hal yang sangat penting bagi para remaja
seperti halnya bagi orang dewasa. Dalam dunia pendidikan, program-program
bimbingan, perbaikan kurikulum, dan sebagainya banyak mengalami kegagalan bukan
karena adanya kekeliruan, melainkan karena hal-hal itu didesakkan kepada para
remaja.
Kemampuan untuk mengarahkan diri secara bijaksana tumbuh
melalui praktik. Hendaknya disadari benar bahwa keputusan-keputusan para remaja
tidak selalu harus sesuai dengan pandangan orang dewasa.
Orang dewasa dapat membantu para remaja dengan baik, dengan
cara memahami sumber-sumber yang menyebabkan kekacauan pada mereka. Misalnya
dengan jalan mengajak mereka berbicara bukan memberi khotbah tentang perilaku
serta konsekuensi-konsekuensinya dalam jangka panjang. Coba beri mereka kasih sayang
yang bersumber dari pengertian, dan bantulah mereka dalam menetapkan
tujuan-tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.